Postingan kali ini lebih ke curhat. Once again, DON'T MENTION IT!
Okey, dimulai dengan 'aku stress' (huruf S nya dua atau satu ya?), aku akui itu. Sebelum masuk kuliah, sudah ditagih 'selesein FF ini itu' (yang maksud ini itu adalah 3-4 FF, dan itu trmasuk banyak). Itu adalah kesalahanku, mbiarin FF terbengkalai alias mulai males nyelesein cerita bersambung. Kemudian masuk kuliah yang langsung disodori tugas bikin essay tentang apa yang selama ini kupelajari di jurusan. Sekaligus, menjadi acuan Tugas Akhir (TA) nanti (membuatku sadar, bahwa aku adalah mahasiswa tahun terakhir).
Okey, dimulai dengan 'aku stress' (huruf S nya dua atau satu ya?), aku akui itu. Sebelum masuk kuliah, sudah ditagih 'selesein FF ini itu' (yang maksud ini itu adalah 3-4 FF, dan itu trmasuk banyak). Itu adalah kesalahanku, mbiarin FF terbengkalai alias mulai males nyelesein cerita bersambung. Kemudian masuk kuliah yang langsung disodori tugas bikin essay tentang apa yang selama ini kupelajari di jurusan. Sekaligus, menjadi acuan Tugas Akhir (TA) nanti (membuatku sadar, bahwa aku adalah mahasiswa tahun terakhir).
Dari situlah, tugas-tugas dimulai.
Padahal hanya essay, tapi aku yang shock, jadi gak tahu kudu bikin tulisan apa. Akhirnya nyontek buku deh.
hikss..dan hasilnya (pesan dari pak dosen) 'Bikin sendiri essay-mu. Bukan nyontek buku.'
Padahal hanya essay, tapi aku yang shock, jadi gak tahu kudu bikin tulisan apa. Akhirnya nyontek buku deh.
hikss..dan hasilnya (pesan dari pak dosen) 'Bikin sendiri essay-mu. Bukan nyontek buku.'
JEDERR!
Tugas pertama, Failed.
Karena itu juga, FF nya gak dikerjain sama sekali. Tapi masih dilanjutin dibuku dan mengeluarkan ide FF untuk Atobe (meskipun gak terlalu bejat).
Minggu selanjutnya, tugas kedua diberikan. Kali ini nyari di TA asli punya senpai. Diberi waktu seminggu, tapi karena merasa yang dicari dan ditulis akan membutuhkan waktu lama, dimulailah perburuan sehari setelah tugas diberikan hingga hari ke 6. Perjuangan!
Karena tugas ini, aku sukses stres untuk kesekian kalinya dan merasakan beban pikiran. Meskipun udah curhat disalah satu temen, ngalor-ngidul mulai dari tugas, FF dan lain sebagainya, tetep aja itu hanya sebagai selingan biar otak gak jenuh. Gak bisa menghilangkan ke-stress-an, efek gak pernah dapet tugas menumpuk. Disaat itulah, suatu malam aku teringat Hosoya. Yaa..Hosoya Yoshimasa.
Karena tugas ini, aku sukses stres untuk kesekian kalinya dan merasakan beban pikiran. Meskipun udah curhat disalah satu temen, ngalor-ngidul mulai dari tugas, FF dan lain sebagainya, tetep aja itu hanya sebagai selingan biar otak gak jenuh. Gak bisa menghilangkan ke-stress-an, efek gak pernah dapet tugas menumpuk. Disaat itulah, suatu malam aku teringat Hosoya. Yaa..Hosoya Yoshimasa.
Aneh memang. Saat stres, yang diingat malah dia, bukan meminta bantuan ama yang di Atas biar dapat kemudahan menjalani semua ini (maafkan hambamu ini, Tuhan!)
Aku yang disini merindukan Hosoya, merasa kesepian. Tapi Hosoya tidak tahu kerinduan yang aku rasakan. Aku ingin ketemu dia, ingin. Seandainya pun aku bisa pergi ke Jepang dan menemukan dia di kantornya, Mausu, akan kuberikan senyum merekah, senyum bahagia, senyum lebar sampai wajah jelekku keluar. Mengatakan bahwa aku fans-nya. Orang yang selalu dan akan selalu mendukungnya. Tidak peduli ia berperan sebagai apa. Tidak peduli ia akan seperti apa ke depannya. Aku adalah fans nya.