Front Office

Kamis, 09 September 2010

Atobe, is it your love or.....

Akhirnya! Bisa juga nge post ff d blog saya.

Tapi saya peringatkan dlu. Nie ff gak cocok utk dibaca ama pembaca d bawah 17 (atau 16 lha, blm terlalu vulgar amat chapter ini) karena ff kali ini saya kasi rate M. Plus ada OC nya, jd bagi yg gak suka Atobe menjamah cewek lain selain pairing nya *plak*, harap segera berpindah ke topik lain d blog saya.

Disclaimer : Om Konomi (ato pak dhe? ato pak lek? *plak*) yang uda nyiptain karakter bishounen d tenipuri. Arigatou yo! *pake nada Shisido*



 Atobe, is it your love or.....  (Chapter 1)




“Heh? Narwastu?”
“Iya, ke Narwastu.” ucap ketua perjalanan kami meyakinkanku. Saat ini, aku dan teman-teman sedang survey untuk mencari tempat pelatihan yang akan kami adakan menyambut adik kelas yang akan masuk tahun ini.
“Narwastu? Rasanya aku pernah dengar”
“Bahasa India kan?”
“Bu-bukan itu!” ucapku kemudian terdiam sejenak. “Benar juga, itu bahasa India kan?”
“Aku cuman bercanda”
“Hekh?!”
“Ayo berangkat!”
‘Cih…aku berhasil dikerjainya lagi’

Perjalanan dilanjutkan menuju tempat yang “katanya” dekat dan bisa ditempuh selama 30 menit. Yang pada kenyataannya, kami datang disana 3 jam kemudian.
“Rasanya kita berangkat dari tadi sore, kenapa malam hari kita baru datang di tempat tujuan?”
“Perhitungkan juga saat kita tersesat tadi.”
“Heh?! Tadi kita tersesat?!”
“Kalau berdasarkan insting pengembaraku, sepertinya begitu.” ucap sahabat karibku sedikit berlebihan kalau sudah menyangkut masalah journey, keahliannya. Aku hanya bisa mengacuhkannya kalau dia yang dingin (atau sok cool), berbicara tentang hal tersebut.
“Ha..haha..haha....terserah kau sajalah.” Kataku sambil melihat keadaan sekeliling yang sebagian besar hanyalah kegelapan, karena tempat yang kami injak sekarang masihlah tempat kami memakirkan kendaraan kami masing-masing. “Ahh...ada kamar mandi! Aku mau kesana dulu!” ujarku sambil langsung berlari.


“Bagaimana menurut kalian? Ground yang sedang kita survey sekarang sangat memadai untuk para kouhai. Hanya saja, karena terlalu memadai itulah, yang membuat semuanya.....” ujar ketua memulai diskusi.
‘Dingin....!!!!!’ hanya itu yang ada dalam pikiranku sekarang. Sesaat setelah aku keluar dari kamar mandi, hawa dingin langsung menusuk. Awalnya tidak terlalu dingin karena aku masih bergerak melihat ground tersebut. Tapi sekarang.....aku hanya diam mendengarkan ketua memulai diskusi. Aku pun mulai mengantuk karena hawa dingin ini. Hekh?! Bagaimana mungkin mataku terasa berat di hawa sedingin ini. Bisa-bisa aku mati kedinginan!!!

“Atobe sama datang! Cepat bersiap menyambutnya!”
“Panggil manajer!”

            Sayup-sayup, aku mendengar suara orang yang panik dengan kedatangan seseorang. Mungkin pemilik tempat ini atau sejenisnya sampai mereka kelabakan untuk menyambutnya.

Satu setengah jam kemudian.....
            Saat ini, aku berada di tengah kegelapan kembali. Bukan karena aku ada di tempat yang sama saat pertama kali datang, tapi karena tiba-tiba tempat yang bernama Narwastu ini sedang mengalami mati lampu. Gelap.....aku tidak bisa melihat apa-apa.
“Kyaaa....!” teriakku saat menabrak seseorang didepan.
“Kau tidak apa-apa?” ucap orang tersebut.
“Aa..iya. Maaf, aku tidak sengaja.”
“Hei kalian! Cepat nyalakan lampunya!” perintahnya pada seseorang.
“Sedang kami usahakan, Atobe sama.”
“Ahn~ apa saja yang kalian lakukan dari tadi?”
“......!!” aku hanya bisa kaget dalam diam saat mendengar intonasi orang tersebut karena aku pernah mendengarnya. Jangan-jangan....

Lampu pun menyala beberapa detik kemudian. Dan aku mulai menyesuaikan mataku.
“Dasar...bagaimana mungkin tempat ini bisa mati lampu disaat gelap seperti ini.” omelnya sendiri. “Nona, kau tidak ap....” ucapannya terhenti saat ia menoleh dan menyadari siapa aku. “Ka-kau?”
“Keigo....? Jadi yang mereka maksud dengan Atobe sama itu...kau?”
“Tentu saja. Kau pikir siapa lagi orang bernama Atobe yang memiliki tempat seperti ini?” ujarnya sombong, masih saja sama seperti Atobe yang dulu. Langsung saja aku melepaskan tangannya setelah sadar bahwa dia masih memegang pundakku.
“Kau tidak berubah sejak kita terakhir bertemu. Masih saja sombong seperti dulu.”
“Ahn~ kau bilang aku sombong? Bukankah aku memang memilikinya? Kemampuan...dan juga kekuasaan.” ucapnya. “Lalu, apa yang kau lakukan disini?”
“Memangnya aku harus mengatakannya padamu alasanku ada disini?”
“Tentu saja, karena kau.....” ujarnya terputus
“Karena aku apa?” jawabku menantang. Sebenarnya, aku tahu apa kelanjutan dari kata-kata Atobe. Hanya saja aku tidak yakin, masihkah ia menganggapku sebagai orang yang berarti baginya setelah sekian lama aku menghilang dari pandangannya?
“Maaf, aku menganggu pembicaraan kalian. Tapi boleh tidak aku bicara dengan Kazehaya san? Kemarilah!” ucap ketua terburu-buru sambil menarikku ke tempat lain, menjauh dari Atobe.

“Apa?? Kenapa kau menarikku?!”
“Kau kenal dengan orang itu kan? Tolong, mintalah padanya untuk menurunkan harga sewa tempat ini.”
“Hekh??!! Mana mungkin!!”
“Ayolah! Lumayan untuk menghemat pengeluaran kas kita. Kau tahu bukan pemasukan kita sekarang baru berapa yang terkumpul?”
“Te-tentu saja itu bukan urusanku! Kalau kau mau, katakan saja sendiri!”
“Kalau kau yang bicara, pasti dia mau memberikan potongan lebih. Sana, lakukan!” perintah ketua sambil mendorongku ke arah Atobe.
“....ekh?!” seruku sambil melihat Atobe yang berdiri dengan sombong. ‘Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku meminta tolong pada Atobe hanya karena masalah harga sewa disini yang terlalu mahal agar ia mau memberikan potongan pada sekolah kami yang miskin ini? Mau ditaruh dimana mukaku kalau ia melihatku memohon, memelas, meminta tolong dan kata lain yang sejenis agar ia mau menyetujuinya?’ pikirku tidak karuan. Kenangan saat dulu masih bersamanya pun, tiba-tiba muncul dan menyebabkan dadaku bergemuruh hingga aku berkeringat dingin. ‘Mou....kenapa kita tidak mencari tempat lain saja sih? Aku yakin diluar sana, masih banyak tempat yang lebih bagus dari tempat milik Keigo ini dengan harga yang lebih murah dan suasana yang lebih natural. Tapi...tapi...ini demi teman-teman....’ ujarku membulatkan tekad untuk mengatakannya. “A-ano...Keigo....” ucapku sambil mendekati Atobe
“Apa?”
“Be-begini....karena kau pemilik tempat ini, maukah kau memberikan kami potongan harga sewa tempat?” tanyaku to the point.
“...bodoh! Bukan begitu caranya!” meskipun lirih, tapi aku bisa mendengar suara salah seorang teman yang memarahi caraku melobi. Hahhh...aku tidak bisa berpikir lagi!!
“Tidak masalah.”
“Ehh....?”
“Asalkan kau mau masuk ke Hyoutei kembali, akan kupertimbangkan hal itu.”
“Hekh.....??!!”

“Tidak apa!” seru ketua
“Woiii!!!” ucapku kaget dan marah padanya
“Asalkan kami bisa membayar lebih murah dari seharusnya, hal itu tidak masalah.”
“Huh....” dengus Keigo
“Lalu apa artinya aku jadi panitia di acara ini kalau aku harus masuk Hyoutei?!” ucapku marah pada ketua
“Baiklah kalau begitu, Kazehaya Airi akan pindah ke Hyoutei mulai sekarang.”
“EKH?!” seruku dan teman-teman terdekatku
“Ayo pergi!” perintah Keigo sambil menarik tanganku
“Akh...tunggu, Keigo, lepaskan aku!” ujarku memberontak tapi semakin aku memberontak, tanganku semakin sakit. “Keigo...! ukhhhh.....Atobe Keigo!”
“Huh...memanggilku dengan nama lengkap. Apa maumu, hahh?!!” bentak Keigo padaku.
“Ukh....!”
“Apa kau tidak tahu kalau mereka hanya memanfaatkanmu demi uang!”
“....!”
“Kenapa kau bisa memilih sekolah miskin seperti mereka yang menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan harga yang lebih murah!”
“.....”

“Apa kau mengerti maksud ucapanku?” ucap Atobe setelah kami masuk ke ruangan direktur miliknya.
“Kenapa...kau malah menghina sekolahku! Apa karena kau bersekolah di sekolah yang mahal jadi kau pikir kami tidak bisa membayar sewa tempat ini!”
“Memang kenyataannya begitu.” ucapnya sambil mendekati tempatku berdiri.
“Uhh...” khawatir akan dihajar Atobe, aku mundur hingga terbentur pintu dibelakangku.
“Kenapa kau keluar dari Hyoutei? Kalau itu hanya masalah uang, aku akan membantumu agar kau bisa tetap bersekolah di sana.”
“....ehh?” aku takjub akan kata-kata Atobe. Dia..tidak mau memukulku? Tapi tunggu, kenapa tiba-tiba pembicarannya jadi berbelok begini?
“Aku merindukanmu, kau tahu.” bisik Atobe dengan suaranya yang mendesah. Sial...aku paling tidak tahan dengan suaranya yang seperti itu. Atobe memanfaatkan kelengahanku dan mencium bibirku setelah sekian lama tidak dijamahnya.
“Unnggg....” ucapku memberontak, tertahan oleh bibir Atobe yang memaksa masuk kedalam mulutku. Nafasku memburu karena tidak ada oksigen yang bisa aku hirup. Terlebih lagi, jika aku membuka mulutku untuk bernafas, maka Atobe akan semakin melumatku bibirku. ‘Tapi...tapi....aku bisa mati kalau seperti ini terus!’ pikirku ketakutan.
“Huhh....” dengus Atobe senang setelah melihatku menderita. “Kau pun tidak berubah ya?”
“Ehh?”
“Selalu menikmati ciumanku meskipun kau tidak menerimanya....”

PLAK

Ucapan Atobe terhenti karena tamparan dari tanganku yang mendarat dipipinya.
“.......”  aku terdiam, mengumpulkan tenaga untuk menahan tangis dan mengeluarkan amarah. “Kau brengsek! Ternyata kau lebih brengsek daripada terakhir kali kita bertemu!” bentakku sambil berbalik untuk membuka pintu.
“Jangan...” ucap Atobe sambil menutup kembali pintu yang hampir kubuka. “Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi. Ini untuk yang terakhir kalinya aku melepaskanmu. Aku mencintaimu.” ucapnya lirih sambil menciumi leherku.
“Ke-Keigo.....!” kontan, aku kaget dia melakukan hal itu. Tapi entah kenapa, tubuhku sama sekali tidak mau menolak. Hanya bisa mengeluh. “Karena hal inilah, aku membencimu. Keigo...bodoh....”
“Humm...meskipun kau membencinya, tapi kau tidak menolaknya, bukan?” dengan masih menciumi leherku, Atobe mulai memainkan tangannya untuk memegang daguku untuk menghadapnya dan mencium bibirku kembali.  
“Ato...ummm....” Atobe tidak membiarkanku berbicara. Dilumatnya habis bibirku seakan aku akan menghilang jika ia melepaskan ciumannya (walah...lebay). Memang, kejadian dulu hingga meninggalkannya, adalah kesalahanku.


Silahkan d hujam, d hujat tp jgn d laporkan ama pihak berwajib y klo saya bikin ff gak brmutu kyk gini. 

Oya, besok uda lebaran ya!!!! 
Atobe : lebaran2, kok malah bikin ff bejat!  
Vee : salahin pikiran yg mulai bejat gra2 kurang tidur. 
Atobe : kenapa juga gw yg jd korbannya? noh si Yuushi lebih sexy suaranya.
Vee : tp lu lebih kaya n lebih berkuasa. jadi....gyahahaha....hahaha.....*ketawa ampe puas*
Atobe : ....... *sweat drop* kliatannya, author kali ini emang kurang tidur. 
Vee : ...hahahaha.....
Atobe : ..... *ngeliat k author*  mungkin dia bkln baik2 aja kalo aq jamah kyk tokoh utama cew d ff ini. *ndeketin author*
Vee : *brhenti ketawa krn ngerasa ada yg gak beres* ehh....lu mw ngapain hehh? 
Atobe : Ayo sini...akan ku buat kau lebih tenang di pelukanku. *gendong author*
Vee : ekh?! Atobe turunin gw! Woiii..... *suara makin ilang d telan suara kendaraan d luar tempat kerja author*

MET LEBARAN!!! MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN!! MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN!!!! 

Dan...akhir kata seperti biasa : 
COMMENT PLEASE..... 

6 komentar:

  1. uwoo..atobe napsongnya saya jadi pengen juga #plak Dilanjutkan ya XDD

    BalasHapus
  2. waa....waa....ff saya bejat y...

    untung saya post lwt blog, ntar klo d post lwt fb bisa2 d lempar sampah ama fans nya atobe.

    jangakan haru chan, saya yg jd authornya aja mw *d geplak atobe*

    BalasHapus
  3. menarik kok, makanya dilanjutkan biar saya bisa komen lbh banyak XDD

    Atobe: Ahn~ jangan memperebutkan Oresama, tenang semua dapat bagian!
    Haru: *bisik2 ke Ve* idih songong ya tuh orang,kita tinggal ajah!

    BalasHapus
  4. hueee~~? ini ff bejat, takutnya mlh mnjijikkan klo oc nya "mnjamah" atobe *kebalik y?*

    vee: *sweatdrop* gak jd ngerebutin lu deh, atobe. *ninggalin atobe*
    atobe: hehh.... jgn tinggalin ore sama sndirian. woiii...

    BalasHapus
  5. wiiih..seruu nih..dari tadi ngebayangin kayak adegan di pilm tenipuri...>___<...
    hihi..c atobe nepsong bgt...

    BalasHapus
  6. @shu chan :
    thank you ya uda dibaca ff ini. ff gak mutu + napsong pertama yg ta buat. jadi masih rada jelek, coba baca chapter yg selanjutnya ya~ #promosi

    BalasHapus

You have klik in Comment. So, comment which make me better. Douzo!