Front Office

Selasa, 13 Desember 2011

Outdoor Lecture In Bali -chapter 1-

Beberapa minggu yang lalu merupakan hari -hari surga dalam neraka. Meskipun ada di pulau Bali yang disebut sebagai pulau dewata, tapi tugas kuliah lapangan membuat saya mengutuk Bali karena tidak bisa tidur dengan nyenyak selama sehari penuh.

Tapi diluar itu, pemandangan alam di tempat wisata yang saya kunjungi sangat menakjubkan dan berkesan karena bersama teman-teman 1 jurusan.

Hari pertama, 14 November 2011

Praktek kuliah lapangan yang dihargai beberapa ratus ribu ini sejatinya molor keberangkatannya. Karena panitia yang masih harus rapat ini itu dengan pak dosen. Padahal saya dan sahabat karib sudah berlari-lari untuk sampai kampus tepat waktu karena takut tertinggal. Nyatanya bis masih berdiri dengan 'ganteng'nya dan belum ada tanda-tanda keberangkatan.


Sejam kemudian bis berangkat dan kami pun menemui kemacetan panjang didaerah tol menuju pusat Surabaya (biasa, jam pulang kerja). Beberapa saat kemudian, saya mulai tertidur dan hampir menjadi objek foto jahil teman-teman. Fiuhh..untungnya teman sebelah membangunkan disaat yang tepat!! Jadi mereka tidak mendapatkan foto 'jelek' saya pas lagi tidur :P

 
Perjalanan hari itu dihabiskan dalam bis dan kapal feri (tepatnya saat tengah malam) menuju pelabuhan Gilimanuk, Bali. Sambil bersorak-sorai "Kita di Bali", saya dan teman-teman berjalan melewati jalur pejalan kaki yang baru kali ini saya rasakan (dulu sih, begitu kapal merapat, kami sudah di bis untuk turun dari kapal).

Hari kedua, 15 November 2011
Jadwal tiba-tiba berubah. Praktek lapangan Inggris Profesi 3 yang harusnya diadakan hari ini, berganti jadwal menjadi hari ketiga karena bu dosen yang 'dipaksa' untuk menemani anak jurusan Perjalanan Wisata. Berdasarkan info 'nguping' dari pak dosen lain, saya mendapat kabar bahwa bu dosen sebenarnya enggan untuk meninggalkan kami anak Perhotelan, namun anak Perjalanan Wisata nampaknya lebih membutuhkan tenaganya terlebih dahulu. Hmm..positifnya, bu dosen ternyata sayang sama kami anak perhotelan. Negatifnya, bu dosen kelihatannya gak rela kalu kami harus bersenang-senang dulu sebelum kuliahnya terselesaikan <== mohon abaikan

Akhirnya rencana hari ketiga berpindah di hari kedua. Kami turun di Yamuna, pusat oleh-oleh, untuk mandi, berganti pakaian dan makan pagi. Setelah semua urusan ISHOMA selesai, kami melakukan briefing untuk kuliah lapangan Manajemen Pemasaran. Tugasnya sih, cuman mengambil brosur di hotel-hotel sekitaran jalan Kartika Bali, yang notabene banyak hotel berbintang disana. Mulai hotel bintang 1 sampai 5. Untungnya saya mendapat tugas mengambil brosur hotel bintang 5, jadi gak ada keraguan saat mencermati hotel berbintang dari 'cover depannya'.

Namun, disinilah 'neraka' berlangsung. Pak dosen mengatakan bahwa kelompok yang sudah terbentuk dari dulu ini dipecah lagi menjadi 2 kelompok. Awalnya kami bingung, namun itu tidak masalah karena pada intinya dari 4 orang dalam kelompok, dipecah setengahnya. Alhasil, yang awalnya hanya mengambil 1 brosur 1 kelompok, jadi 1 kelompok 2 brosur. Setelah di drop di daerah jalan Kartika, kami berpencar menuju kanan kiri jalan yang bertebaran hotel berbintang. Namun, tugas mengambil gambar dari fasilitas hotel membuat kami harus merahasiakan identitas kami sebagai seorang mahasiswa perhotelan. Memang bukan anjuran dari pak dosen, tapi keputusan kami bersama-lah yang mengukuhkan hal tersebut. Hmm..tapi saya ragu karena tampang saya masih terlalu imut untuk dikatakan sebagai seorang perempuan dewasa yang ingin mem-booking kamar #muntah

Saya dan seorang teman, berjalan menyusuri pedestrian jalan Kartika dan menemukan bule-bule berseliweran. Terlihat WaterBoom Bali di sebelah kanan kami dan sudah ramai dipenuhi para turis asing padahal hari sangatlah terik dan panas. Kami terus berjalan hingga menemukan hotel berbintang 5, Kuta Paradiso Hotel disebelah kiri jalan. Setelah mengatakan pada satpam bahwa kami ingin memesan kamar, kami dipersilahkan memasuki lobby hotel.

Hawa sejuk nan dingin langsung menyapa kami begitu masuk ke lobby hotel yang terlihat luas dan beratap tinggi. Adanya air mancur kecil didalam ruangan menambah kesejukan bagi saya. Setelah menyusun strategi bersama sahabat, kami berjalan mendatangi counter resepsionis dan menanyakan brosur hotel ini. Karena brosur yang diminta tidak disediakan didepan, akhirnya kami harus menunggu untuk beberapa menit sambil mengobrol dan melihat keadaan hotel. Setelah bertanya-tanya dan berbohong bahwa saya akan menginap rombongan dihotel ini saat tahun baru (yang ternyata sudah full booked) akhirnya kami diberi kesempatan untuk memotret fasilitas yang ada di lobby (saja).

Setelah kami keluar dari hotel, yang tidak mendapat sambutan selamat jalan oleh petugas, kami berjalan menuju pos satpam dan mendapat sapaan hangat dari satpam disitu. Beliau menanyakan apa keperluan kami dan setelah kami menjelaskan, beliau memberi saran untuk menginap di hotel berbintang lainnya yang dekat dari sini saat tahun baru nanti. Barulah kami mengucapkan terima kasih dan melenggang pergi menyusuri lanjutan jalan Kartika yang bersih, tanpa adanya pengemis disana-sini. Saya merasa ada di luar negeri yang tidak melihat adanya pengemis, anjal ataupun pengamen di Bali. Yahh..membanggakan. Setelah berjalan cukup jauh (menurut saya. padahal gak ampe 1 kilo jalannya) kami berdua kembali ke tempat shelter bus parkir. Cukup lama menunggu keberangkatan bus kembali ke Yamuna, karena jam bebas mencari brosur terlampau cukup lama.

Setelah memejamkan mata didalam shelter selama sejam, rombongan kembali ke Yamuna dan ISHOMA terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Uluwatu. Sebuah pura suci yang terletak di atas tebing dibagian selatan Bali. Karena bagian selatan Bali termasuk daerah yang cukup gersang sehingga sepanjang perjalanan kami diperlihatkan lahan kosong yang dibiarkan saja dan tidak ditanami. Melewati kampus Udayana juga sih (yang sebenarnya di universitas ini ada jurusan S1 Pariwisata-nya). Saat di bis, kami diberi info oleh Tour Guide, beli Wayan bahwa ditempat ini terdapat banyak monyet yang..yahh..bisa dibilang nakal. Beli Wayan sih bilang hal itu karena semakin berkurang habitat mereka (apa hubungannya ya? auk ah lupa). 

Setelah tahun kemarin saya berkunjung dan tahun ini juga, tempat wisata Uluwatu sama sekali tidak berubah. Tebing alami yang terlihat dari atas ditambah biru laut dan langit seolah seperti rumah yang memiliki taman luas. Ditambah ombak dari laut yang berbuih putih berkejar-kejaran untuk mendekati dan menghantam tebing.  Untungnya, keadaan di Uluwatu terbilang bersih untuk menikmati keindahan dari atas. Jarang ada sampah berserakan disekitar, sehingga menambah keasrian dan kepuasan berfoto. Pemandangan dari angel lain pun tidak kalah menarik. Pas banget deh kalau dijadikan foto Pre Wedding. Bercandaan beli Wayan mbuat mupeng #ngiler


Setelah puas berjepret-jepret ria, kami berjalan menuju pintu keluar dimana pepohonan sekitar kami terdapat banyak para monyet yang hidup bebas berkeliaran bergelantungan diatasnya. Membuat merinding beberapa teman cewek tipe berteriak histeris 'kyaa kyaa kyaaa!' tiap ada yang menakut-nakuti mereka. Teriakan mereka lebih menakutkan dan mbuat sport jantung daripada melihat monyet yg muncul secara tiba-tiba =.="


Perjalanan dilanjutkan ke Dream Land yang tidak jauh dari tempat wisata Uluwatu. Pantai yang secara harfiah artinya Tanah Impian ini awalnya dikenal sebagai pantai Pecatu. Namun karena pantai Kuta sudah terlalu ramai untuk dikunjungi wisatawan, akhirnya ada yang mempromosikan pantai ini sebagai pantai Kuta yang baru. Tidak salah memang untuk disebut seperti itu karena keindahan pantainya yang tidak kalah bagus dengan Kuta. Debur ombak yang cocok untuk surfing atau berenang (tapi, tetap berhati-hati ya meskipun saya bilang aman) ditambah gradasi warna air laut dari kecoklatan-hijau-biru serta birunya langit membuat saya berdecak kagum dan ingin berteriak "BAGUS BANGETTTT!". Meskipun terik matahari menyengat, hal itu tidak menyurutkan kami (termasuk saya) untuk berfoto, bergaya narsis untuk mengabadikan kenangan di tempat yang seindah ini. Meskipun bayarannya kulit jadi kecoklatan dan merah-merah karena bermandi matahari.


God, you really know how I can refresh from sucked daily routine!


Pulangnya, kami melihat tulisan "Mandi : Rp 10 ribu". Ya..kira-kira seperti itu. Kenapa begitu mahal? Kata beli Wayan, air didaerah gersang seperti ini sangatlah langka. Padahal hamparan laut terbentang luas. Kenapa gak gunain air laut aja buat mandi <== forget it


Makan malam kami singgah di Krisna Grafika. Sebuah tempat yang dulu saya kunjungi tapi saya tidak sadar kalau ada tempat makan+panggung musiknya (atau bangunan itu baru saja dibangun ya?) Seusai makan, kami diberi kesempatan untuk berbelanja di Krisna. Dan untugnya ada dress yang menarik minat saya. Dress putih dengan garis abu-abu. Ada yang berwarna biru dan lebih menarik, tapi karena terlanjur diambil teman, beralih pada abu-abu saja. Seandainya saja saya masih punya waktu untuk berbelanja disitu, mungkin uang saya akan ludes dalam sekejap. Saya langsung kembali ke bis, karena announcer dari staff krisna memberitahukan bahwa jam berkunjung kami telah habis. Cihh..

Begitu kami didalam bis dan melaju seperempat jalan, salah seorang teman mengatakan bahwa 'pak ustadz perhotelan' kami tidak ada. Dia ketinggalan!!!

Kami langsung berbalik arah begitu mengetahuinya dan saat ditelpon untuk konfirmasi, ternyata memang benar. Dan yang lebih memalukan lagi, pak ustadz seperti penjamin kami karena ternyata kami belum membayar uang makan di Krisna Grafika tadi =.="
Pengalaman memalukan.

Sekembalinya di bis, pak Ustad bercerita bahwa sebenarnya tidak masalah kalau misal ia tertinggal. Karena beli Wayan akan membantu dia menyusul kami ke hotel. Bahkan dengan tambahan mengajak pak ustadz untuk jalan-jalan terlebih dahulu. Tapi ternyata sebuah berita memalukan "kalian belum bayar biaya makanannya" malah membuat dia seperti sandera. Ada-ada saja.

Sesampainya di hotel pertama yang didirikan di Bali, Inna Bali Hotel, kami langsung menuju kamar masing-masing. Saking lelahnya, saya begitu excited melihat tempat tidur rapi dengan sprei berwarna putih berjajar  4 shaft. Setelah bergenjot-genjot merindukan kasur empuk, saya kembali sadar bahwa meskipun di hotel, saya tidak bisa lengah bahkan tidur untuk sedetikpun. Setelah makan malam (tanpa mandi sore) berlalu, kami diberi arahan briefing untuk tugas kuliah Manajemen Pemasaran, kami segera mengerjakan tugas. Mungkin dari sinilah, keadaan paling menjengkelkan saya rasa.

Awalnya 1 kelompok 4 orang, terbagi lagi jadi 2. Laptop yang dulunya satu kelompok hanya 1, jadi harus berbagi juga. Berebut mengerjakan pake laptop, kelelahan amat sangat setelah perjalanan jauh, berjalan-jalan dan tugas yang terlalu banyak jadi faktor / pemicu saya menyebut kuliah ini br*ngs*ek ; pers*t*n saat tugas itu tidak diterima oleh dosen. Batas waktu sampai jam 1 malam tidak mengumpulkan tidak diterima memang salah saya (atau kelompok saya lebih tepatnya dan itu melatih kedisiplinan). But, ORZZZ....! Lihatlah kondisi kita! Capek, tidak ada warnet di Bali sekitar hotel yang buka 24 jam (terus nge print nya gimana?!),fisik lelah  dan anda masih menguras tenaga saya sampai ke akar. Fu*ck y*u!

Hari ini ditutup dengan tergeletak tidak berdayanya saya dikasur empuk, setelah stres dengan tugas pertama dan stres memikirkan besok harus bangun tepat waktu biar gak ketinggalan bis (seperti pak ustadz tadi =.="  )

bersambang
eh

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

You have klik in Comment. So, comment which make me better. Douzo!